Pama Group Perkenalkan Kampung Proklim

Sel, 7 Mei 2024

Wonosobo – Puluhan wartawan dari berbagai daerah di Indonesia diajak berkunjung ke Dusun Kawista, Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dalam kegiatan Media Gathering Pama Group Tahun 2024 yang diawali pertemuannya dari Hotel Dafam, Kota Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa 7 Mei 2024.

Kunjungan PT Pamapersada Nusantara (Pama Group) merupakan kontraktor bergerak dalam bidang pertambangan batu bara dan mineral tergabung dalam Astra Group bersama Tuah Turangga Agung (TTA) Group melaksanakan Media Gathering untuk memperkenalkan Program Kampung Iklim (Proklim) sudah mendapat penghargaan Terbaik Peringkat Pertama dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Oktober 2023 lalu, setelah dibina oleh PT Pama Persada Nusantara (Pama Group).

Ketua Kampung Proklim Kawista Maer, Aan Ibnu Khumed menyampaikan, masyarakat semakin semangat mengembangkan program kampung hijau setelah mendapat binaan, mulai pembinaan dari sisi pelestarian lingkungan, pengelolaan sampah, sanitasi, pemberdayaan UMKM lokal, hingga sekolah Adiwiyata.

“Buah, sayur, tanaman obat-obatan, dan ikan yang dipelihara pun, boleh dinikmati siapapun karena semua itu dijaga dan dirawat bersama, sehingga maharnya hanya tidak boleh merusak, kemudian jika tanaman mati harus ditanam ulang, ikan yang habis pun harus diganti bibit,” kata Aan panggilan akrabnya.

Mengingat manfaat yang begitu besar bagi kehidupan masyarakat dan kelestarian alam, sudah ada beberapa desa yang minta didampingi untuk menerapkan kampung iklim ini, bahkan Proklim itu juga terus menyemangati dusun terdekat untuk kelestarian alam.

Keberadaan Proklim ini merupakan gerakan sebagai inspirasi untuk Indonesia maupun menularkan kepada masyarakat luas agar lebih peduli terhadap lingkungan, sekaligus sebagai strategi dalam upaya pengendalian perubahan iklim guna menghindari bencana dan kerugian yang lebih parah.

Direktur PT. Pama Persada Nusantara, Ari Sutrisno menyampaikan, pihaknya memilih Dusun Kawista ini untuk pembinaan Proklim adalah untuk Program Nasional, tentu ada beberapa pertimbangan, selain memang untuk menjaga keseimbangan lingkungan, faktor lain yang menjadi daya tarik baginya adalah tantangan.

Pembinaan di Dusun Kawista ini menjadi tantangan tersendiri, karena lokasi yang dijadikan percontohan bukan kawasan khusus untuk dijadikan hutan, namun merupakan permukiman penduduk yang hanya memanfaatkan pekarangan. Kemudian di kawista sudah ada pelopornya.

Pelopornya yang dimaksud adalah Aan Ibnu Khumed yang kini menjadi Ketua atau Kader Proklim Kawista Maer (Mandiri Asri, Elok, dan Rapi), karena begitu sudah ada pelopor yang melakukan kegiatan bermanfaat bagi masyarakat, maka warga lain dapat menduplikasi untuk melakukan kebaikan sejenisnya.

“Untuk pembinaan kampung iklim di Kawista ini diterapkan lima pilar, yakni pembangunan ekonomi berkelanjutan, pelestarian lingkungan, kesehatan masyarakat, pendidikan, dan sosial budaya,” ucapnya.

Kepedulian semua pihak untuk mengurangi dampak perubahan iklim, terbukti dengan banyak di berbagai daerah memiliki suhu panas, tapi di Wonosobo umumnya dan khususnya di Dusun Kawista ini terasa sejuk.

“Kesejukan di Kawista bukan hanya karena berada di kawasan tinggi secara topografi, tapi juga didukung oleh keramahan warga terhadap kelestarian lingkungan. Dengan tanaman dan tumbuhan yang dirawat, sumber air di Kawista terus mengalir, sehingga sumber daya air akan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo Endang Lisdianingsih menyatakan telah mencatat pengelolaan alam tidak ramah lingkungan akan menimbulkan pemanasan global, sehingga berdampak pada naiknya suhu permukaan Bumi, memicu kekeringan dan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

“Untuk mengurangi hal itu, diperlukan kesadaran semua pihak, baik secara individu maupun kelompok, bahkan bisa dimulai dari hal kecil, seperti menanam sayur, tomat, cabai, maupun tanaman hias di pekarangan rumah, sehingga selain untuk kegiatan ekonomi juga sebagai penghijauan,” kata Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo, Endang Lisdianingsih.

Disampaikannya, pemerintah daerah terus menyemangati dan memberikan pendampingan terhadap pelaku Proklim Kawista Maer (Mandiri Asri, Elok, dan Rapi) agar terus berbuat pelestarian alam, karena dengan pelestarian lingkungan hidup sebagai prioritas juga berdampak pada peningkatan ekonomi, yakni selain bisa panen dari buah, sayur, dan perikanan, juga bisa menarik minat wisatawan.

Proklim Kawista Maer ini lanjut dia, merupakan bagian dari upaya mengurai sejumlah masalah baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan, karena sifatnya adalah pola pemberdayaan dengan pola (DOUM), yakni dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Sementara untuk menguatkan dari sisi kelembagaan dan keberdayaan masyarakat, ada keterlibatan elemen masyarakat lain yang kemudian melakukan pembinaan plus pendampingan dari beberapa sisi, seperti mitigasi, adaptasi, hingga ekonomi.

Proklim Kawista Maer tergolong unik, karena umumnya program pelestarian lingkungan memiliki lahan khusus hingga beberapa hektare yang harus dirawat dan dilindungi bersama, tapi di Dusun Kawista tidak memiliki tempat kosong atau khusus hanya memanfaatkan pekarangan warga. (al)

iklan

Baca Juga

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *