Jadi Narasumber, Lynda Kristiane Strategi Pelaksanaan BAAS

Kam, 15 September 2022 | 336 Views

PURUK CAHU – Lynda Kristiane Perdie yang juga selaku Ketua TP-PKK Kabupatrn Mura menjadi narasumber di acara rekonsiliasi stunting tingkat Provinsi Kalimantan Tengah (Prov Kalteng) yabg dilaksanakan di Ballroom Swiss-Belhotel Palangka Raya, Selasa (13/9/2022).

Kegiatan rekonsiliasi stunting dibuka oleh Sekda Prov. Kalteng yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Kalimantan Tengah Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Suhaemi.

Dalam paparannya, Lynda mengatakan, Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS)adalah gerakan aksi gotong royong mitra Perusahaan, Pemerintah, Swasta dan masyarakat serta individu dalam mengatasi stunting dalam bentuk pemberian bantuan dalam rangka menurunkan kasus anak stunting di Indonesia.

Lynda memaparkan, strategi pelaksanaan BAAS yaitu pemetaan sasaran, penggalangan calon bapak asuh, menyiapkan pendukung kegiatan, pengumpulan donasi, penyaluran donasi, distribusi manfaat, monitoring dan evaluasi serta pelaporan.

“Pentingnya distribusi manfaat berupa makan bergizi berimbang kepada balita sasaran oleh kader Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan kader Tim Pendamping Keluarga (TPK), peyaluran makanan dilakukan setiap hari minimal 2x sesuai ukuran kebutuhan, kader juga bertugas untuk memastikan bahwa makanan benar-benar dikonsumsi dengan baik,” tutur Lynda istri Bupati Mura.

Ia juga menyampaikan BAAS bertujuan meningkatkan kepedulian Pemerintah, perusahaan, swasta dan masyarakat individu dalam mengentaskan kasus stunting dan meningkatkan semangat gotong royong masyarakat untuk bahu membahu dan bergandengan tangan dalam mengentaskan stunting.

Sementara, Ketua TP-PKK Provinsi Kalimantan Tengah Ibu Yulistra Ivo Sugianto Sabran diwakili oleh Ketua Pokja IV dr. M. Fitriyanto Leksono mengatakan, bahwa peran PKK dalam penanganan dan penanggulangan stunting di Kalteng yaitu pertama meningkatkan kesadaran masyarakat penggerakan peran kader.

Hal ini mencakup peningkatan gerakan kader kelompok dasawisma melalui kunjungan rumah, penyuluhan kepada masyarakat untuk menghindari perkawinan usia anak, penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya KIA, Gerakan sadar KIA, mendukung Gerakan masyarakat hidup sehat, menggerakan remaja putri untuk mengkonsumsi tablet tambah darah.

“Pengembangan pengorganisasi masyarakat, hal ini mencakup penguatan pengelolaan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), peningkatan kapasitas kader dasawisma yang didampingi oleh fasilitator pemberdayaan masyarakat, pengembangan UKBM mendukung KIA seperti pengelolaan donor darah, transportasi/ambulan desa,” jelasnya.(Mur)

iklan

Baca Juga

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *